:::: MENU ::::
  • Berbagi Ilmu Peternakan

  • Peternak Muda

  • Bangga Menjadi Peternak

Wednesday 3 April 2019

A. Lokasi Kandang
Lokasi kandang dapat berada dimana saja, asalkan cocok bagi kehidupan puyuh. Kandang dapat berupa bangunan tersendiri yang terpisah dari rumah, misalnya di halaman belakang atau bagian samping. Kandang puyuh diusahakan cukup mendapat sinar matahari pagi. Ventilasi harus baik agar sirkulasi udara dalam kandang lancar. Kandang juga harus mampu melindungi puyuh dari hembusan angin kencang serta terhindar dari percikan hujan (Subekti, Endah dan Dewi Hastuti, 2013).
Menurut Ir. Zainal Abidin (2013), lokasi kandang puyuh memiliki beberapa persayaratan, antara lain jauh dari pemukiman yang padat. Hal ini dikarenakan puyuh sangat peka terhadap suara, sehingga suara-suara di lingkungan yang dekat dengan keramaian atau pemukiman akan mengakibatkan puyuh stresdan menimbulkan penurunan produksi. Syarat yang kedua adalah letak bangunan kandang harus lebih tinggi dari lingkungan sekitarnya atau lokasinya mempunyai sirkulasi udara dan cahaya matahari yang cukup untuk puyuh. Syarat terakhir adalah arah sinar matahari yang mengenai kandang. Hal ini penting arena sinar matahari berguna sebagai pembunuh kuman dan menjaga kelembapan di dalam kandang agar tetap kering. Selain itu, sinar matahari juga berfungsi memenuhi kebutuhan vitamin D pada puyuh. Kandang yang baik sebaiknya membujur dari timur ke barat.
B. Jenis Kandang
Pada umumnya pemeliharaan ternak puyuh menggunakan kandang kelompok yang berbentuk persegi dan ditata meningkat dari 3-5 tingkat. Dalam satu kotak kandang kelompok memiliki kepadatan berbeda bergantung dengan umur dan jenis ternak yang diusahakan. Menurut Wuryadi Slamet (2011), terdapat beberapa jenis sistem kandang puyuh, antara lain
1.    Kandang Anakan Puyuh (DOQ)
Kandang anakan merupakan kandang yang dipakai dari puyuh setelah menetas hingga siap dipindahkan ke kandang pembesaran. Kandang ini biasanya berisi anakan puyuh dari umur 1 hari sampai 2 minggu. Kandang anakan dilengkapi dengan lampu atau gasolek dan sejenisnya sebagai penghangat. Kepadatan kandang anakan berkisar antara 80-100 ekor/m2. Populasi ini akan dikurangi apabila puyuh berumur 15 hari  menjadi 60 ekor/m2.
2.    Kandang Pembesaran
Kandang pembesaran dipakai bila puyuh sudah tidak membutuhkan bantuan pemanas, biasanya puyuh akan siap pindah di kandang pembesaran pada umur 3 minggu. Puyuh berada di kandang pembesaran selama 6 minggu. Terdapat dua type untuk kandang pembesaran yaitu postal dan batere kelompok. Populasi dalam kandang pembesaran adalah 60 ekor /m2. Kandang pembesaran digunakan untuk membesarkan puyuh sampai puyuh siap produksi (bertelur), setelah puyuh siap beterlur, puyuh siap pindah kandang ke kandang produksi. Namun bila puyuh akan di ambil dagingnya, puyuh dapat dibesarkan di kandang pembesaran sampai umur panen.
3.    Kandang Produksi
Kandang produksi merupakan kandang yang diperuntukan untuk puyuh yang siap produksi, khususnya adlah puyuh petelur. perbedaan antara kandang embesaran dan kandang produksi terletak di alas kandang. Pada alas kandang produksi diharuskan memiliki kemiringan 10-15o. Hal ini dimaksudkan agar pengambilan telur lebih mudah. Puyuh yang telah siap produksi telur (umur 45 hari) dapat di pindahkan ke kandang produksi. Kepadatan pada kandang ini adalah 40 ekor/m2.
4.    Kandang Indukan
Kandang indukan merupakan kandang yang digunakan puyuh yang di ambil telurnya untuk ditetaskan (pembibitan). Kandang ini sama dengan kandang produksi, yang membedakan adalah isi kandang tersebut. Pada kandang indukan diisi kurang lebih 40 ekor/m2 dengan perbandingan jantan betina 1 : 4.


C. Ukuran dan Bahan Kandang
Ukuran kandang perlu diperhatikan, panjang per unit kandang diusahakan kurang dari 200 cm. Panjang yang berlebihan akan membuat kandang semakin luas dan puyuh menjadi terlalu aktif. Lebar kandang sebaiknya tidak lebih dari 75 cm atau sejangkauan lengan agar peternak dapat lebih mudah saat membersihkan kandang, merawat, ataupun menangkap puyuh (Subekti, Endah dan Dewi Hastuti, 2013).
Tinggi kandang diusahakan antara 30-35 cm. Bila ruang kandang terlalu tinggi puyuh akan terangsang untuk meloncat-loncat, akibatnya kepala puyuh dapat terluka. Untuk menjaga agar kepala puyuh tidak luka-luka akibat terbentur, sebaiknya dibawah atap dipasang jaring atau net dari plastik atau benang elastis (Subekti, Endah dan Dewi Hastuti, 2013).
Tinggi kolong kandang sebaiknya 30-40 cm agar lantai pertama kandang tidak terpengaruh kelembaban lantai. Pintu kandang sebaiknya dibuat disamping dengan ukuran 17 cm x 17 cm. Untuk unit kandang yang dibuat bertingkat hendaknya setiap dasar lantai dilengkapi dengan alas berupa dropping board untuk tempat penampung kotoran, sehingga dengan adanya tempat penampung kotoran tersebut pemeliharaan kebersihan ruangan tempat kandang berada lebih mudah dilakukan dan kotoran tidak menimpa puyuh yang berada di kandang bawahnya (Listiowati, E., dan Kinanti, R., 2009).

Tempat pakan dan tempat minum dapat terbuat dari pralon, bambu atau kayu yang diletakkan diluar kandang, menempel dibagian samping kandang pada sisi yang memanjang. Pembuatan lantai tiap tingkat kandang hendaknya dibuat agak miring keluar kandang agar telur dapat menggelinding keluar unit kandang, sehingga memudahkan dalam pengumpulan telur (Subekti, Endah dan Dewi Hastuti, 2013).

0 comments:

Post a Comment

A call-to-action text Contact us