A. Lokasi Kandang
Lokasi
kandang dapat berada dimana saja, asalkan cocok bagi kehidupan puyuh. Kandang
dapat berupa bangunan tersendiri yang terpisah dari rumah, misalnya di halaman
belakang atau bagian samping. Kandang puyuh diusahakan cukup mendapat sinar
matahari pagi. Ventilasi harus baik agar sirkulasi udara dalam kandang lancar.
Kandang juga harus mampu melindungi puyuh dari hembusan angin kencang serta
terhindar dari percikan hujan (Subekti, Endah dan Dewi Hastuti, 2013).
Menurut
Ir. Zainal Abidin (2013), lokasi kandang puyuh memiliki beberapa persayaratan,
antara lain jauh dari pemukiman yang padat. Hal ini dikarenakan puyuh sangat
peka terhadap suara, sehingga suara-suara di lingkungan yang dekat dengan
keramaian atau pemukiman akan mengakibatkan puyuh stresdan menimbulkan
penurunan produksi. Syarat yang kedua adalah letak bangunan kandang harus lebih
tinggi dari lingkungan sekitarnya atau lokasinya mempunyai sirkulasi udara dan
cahaya matahari yang cukup untuk puyuh. Syarat terakhir adalah arah sinar
matahari yang mengenai kandang. Hal ini penting arena sinar matahari berguna
sebagai pembunuh kuman dan menjaga kelembapan di dalam kandang agar tetap
kering. Selain itu, sinar matahari juga berfungsi memenuhi kebutuhan vitamin D
pada puyuh. Kandang yang baik sebaiknya membujur dari timur ke barat.
B. Jenis Kandang
Pada
umumnya pemeliharaan ternak puyuh menggunakan kandang kelompok yang berbentuk
persegi dan ditata meningkat dari 3-5 tingkat. Dalam satu kotak kandang
kelompok memiliki kepadatan berbeda bergantung dengan umur dan jenis ternak
yang diusahakan. Menurut Wuryadi Slamet (2011), terdapat beberapa jenis sistem
kandang puyuh, antara lain
1.
Kandang Anakan Puyuh (DOQ)
Kandang anakan merupakan kandang yang dipakai dari puyuh
setelah menetas hingga siap dipindahkan ke kandang pembesaran. Kandang ini
biasanya berisi anakan puyuh dari umur 1 hari sampai 2 minggu. Kandang anakan
dilengkapi dengan lampu atau gasolek dan sejenisnya sebagai penghangat.
Kepadatan kandang anakan berkisar antara 80-100 ekor/m2. Populasi
ini akan dikurangi apabila puyuh berumur 15 hari menjadi 60 ekor/m2.
2.
Kandang Pembesaran
Kandang pembesaran dipakai bila puyuh sudah tidak
membutuhkan bantuan pemanas, biasanya puyuh akan siap pindah di kandang
pembesaran pada umur 3 minggu. Puyuh berada di kandang pembesaran selama 6
minggu. Terdapat dua type untuk kandang pembesaran yaitu postal dan batere
kelompok. Populasi dalam kandang pembesaran adalah 60 ekor /m2. Kandang
pembesaran digunakan untuk membesarkan puyuh sampai puyuh siap produksi
(bertelur), setelah puyuh siap beterlur, puyuh siap pindah kandang ke kandang
produksi. Namun bila puyuh akan di ambil dagingnya, puyuh dapat dibesarkan di
kandang pembesaran sampai umur panen.
3.
Kandang Produksi
Kandang produksi merupakan kandang yang diperuntukan
untuk puyuh yang siap produksi, khususnya adlah puyuh petelur. perbedaan antara
kandang embesaran dan kandang produksi terletak di alas kandang. Pada alas
kandang produksi diharuskan memiliki kemiringan 10-15o. Hal ini
dimaksudkan agar pengambilan telur lebih mudah. Puyuh yang telah siap produksi
telur (umur 45 hari) dapat di pindahkan ke kandang produksi. Kepadatan pada
kandang ini adalah 40 ekor/m2.
4.
Kandang Indukan
Kandang indukan merupakan kandang yang digunakan puyuh
yang di ambil telurnya untuk ditetaskan (pembibitan). Kandang ini sama dengan
kandang produksi, yang membedakan adalah isi kandang tersebut. Pada kandang
indukan diisi kurang lebih 40 ekor/m2 dengan perbandingan jantan
betina 1 : 4.
C. Ukuran dan Bahan Kandang
Ukuran
kandang perlu diperhatikan, panjang per unit kandang diusahakan kurang dari 200
cm. Panjang yang berlebihan akan membuat kandang semakin luas dan puyuh menjadi
terlalu aktif. Lebar kandang sebaiknya tidak lebih dari 75 cm atau sejangkauan
lengan agar peternak dapat lebih mudah saat membersihkan kandang, merawat,
ataupun menangkap puyuh (Subekti, Endah dan Dewi Hastuti, 2013).
Tinggi
kandang diusahakan antara 30-35 cm. Bila ruang kandang terlalu tinggi puyuh
akan terangsang untuk meloncat-loncat, akibatnya kepala puyuh dapat terluka.
Untuk menjaga agar kepala puyuh tidak luka-luka akibat terbentur, sebaiknya
dibawah atap dipasang jaring atau net dari plastik atau benang elastis
(Subekti, Endah dan Dewi Hastuti, 2013).
Tinggi
kolong kandang sebaiknya 30-40 cm agar lantai pertama kandang tidak terpengaruh
kelembaban lantai. Pintu kandang sebaiknya dibuat disamping dengan ukuran 17 cm
x 17 cm. Untuk unit kandang yang dibuat bertingkat hendaknya setiap dasar
lantai dilengkapi dengan alas berupa dropping board untuk tempat penampung
kotoran, sehingga dengan adanya tempat penampung kotoran tersebut pemeliharaan
kebersihan ruangan tempat kandang berada lebih mudah dilakukan dan kotoran
tidak menimpa puyuh yang berada di kandang bawahnya (Listiowati, E., dan
Kinanti, R., 2009).
Tempat
pakan dan tempat minum dapat terbuat dari pralon, bambu atau kayu yang
diletakkan diluar kandang, menempel dibagian samping kandang pada sisi yang
memanjang. Pembuatan lantai tiap tingkat kandang hendaknya dibuat agak miring
keluar kandang agar telur dapat menggelinding keluar unit kandang, sehingga
memudahkan dalam pengumpulan telur (Subekti, Endah dan Dewi Hastuti, 2013).
0 comments:
Post a Comment