:::: MENU ::::
  • Berbagi Ilmu Peternakan

  • Peternak Muda

  • Bangga Menjadi Peternak

Wednesday 6 March 2019

Brachiaria decumbens atau sering di sebut dengan rumput signal atau juga di sebut rumut bede, adalah salah satu jenis dari rumput yang bergenus Brachiaria yang artinya dia tumbuh pendek kurang lebih 5-20 cm dan sering untuk rumput di ladang penggembalaan karena memiliki kekuatan terhadap injakan. Rumput ini berasal daroi daerah tropis dan subtropis di kawasan Afrika. Karena kesamaan iklim dengan indonesia (tropis) maka rumput ini dapat berkembang dengan baik di indonesia. Rumput brachiara decumbens ini dapat tumbuh subur di dataran rendah sampai tinggi. Karena sifat yang adaktif, rumput brachiaria descumben ini sangat mudah tumbuh di tanah tanah yang kering dan tandus. Sebenarnya rumput ini sudah banyak hidup liar di daerah indonesia dan tersebar di berbagai tempat seperti lapangan, selokan, rumah-rumah tua, perkebunan, dll.
Ciri-Ciri Rumput Brachiaria Descumben

Ciri-ciri rumput ini adalah tumbuh tegak dengan ukuran tinggi dewasa adalah 20-25 cm, seperti yang dipaparkan oleh jayadi yang saya petik dari Lokakarya nasional Tanaman Pakan ternak, yaitu, Karakteristik dari tumbuhan yang termasuk golongan Brachiaria Sp. Adalah Tumbuhnya semi tegak sampai tegak (prostate/semierect-erect), merupakan rumput yang berumur panjang, tumbuh membentuk hamparan lebat, tinggi hamparan dapat mencapai 30 – 45 cm dan tangkai yang sedang berbunga dapat mencapi tinggi 1m (JAYADI, 1991) . Rumput ini memiliki daun yang kecil memanjang dan batang yang keras saat dewasa. Brachiaria Descumben biasa tumbuh menggerombol sehingga menutupi tanah. Rumput ini biasa berkembang biak dengan Stolon, yaitu batang yang tumbuh vertikal (menjalar di tanah) dan kemudian akan tumbuh akar di ruas-ruas batang tersebut yang selanjutnya akan menjadi individu tanaman baru, oleh karena itu perkembang biakannya tergolong cepat. Dan sama dengan keluarganya yaitu Brachiaria Sp. Brachiaria Descumben ini Memiliki rhizoma yang pendek dan tinggi batang sekitar 30-200 cm. Bentuk daun linear biasanya berukuran 10-100 cm x 3-20 mm, berambut atau berbulu dan berwarna hijau gelap. Infloresence (bunga) terdiri dari 2-16 tandan (racemes) dengan panjang 4-20 cm, spikelet dalam satu baris; luas rachis 1 mm, berwarna ungu, spikelet berbentuk elips panjang 4-6 mm, berbulu atau berbulu pada ujungnya, panjang glume sepertiga dari panjang spikelet (SCHULTZE-KRAFT, 1992). Dan perlu di ingat bahwa rumput Brachiaria tidak tahan dengan genangan air, namun tahan terhadap kekeringan.

Perkembang Biakan Rumput Brachiaria Decumbens

Perkembang biakan rumput brachiaria decumben terdapat dua cara, yang pertama adalah melalui bijinya dan yang kedua melalui stalon yang sudah saya terangkan di atas.

Media Tanam Untuk Brachiaria Decumbens
Media tanam yang cocok untuk rumput ini adalah tanah dengan ph normal yaitu sekitar 6-7. Sesuai dengan yang dinyatakan oleh kismono dkk, yaitu, Rumput bede dapat tumbuh baik pada ketinggian 0-1200 m (dataran rendah sampai dataran tinggi) dengan curah hujan 762-1500 mm/tahun, kemasaman tanah (pH) 6-7 (Kismono dan Susetyo, 1977).
Kandungan Nutrisi Rumput Brachiaria Decumbens
Kandungan nutrisi rumput ini tergolong sedang, lebih rendah dari rumput gajah, rumput odot, ataupun rumput raja. Namun lebih tinggi dari rumpu-rumput yang tergolong Brachiaria karena Brachiaria Decendens merupakan rumput yang di unggulkan di kelompoknya. Kandungan nutrisi rumput ini terdiri dari protein, serat kasar, dll. Dari berbagai penelitian oleh Litbangtan terdapat banyak sekali angka berapa protein rumput ini, seperti contoh dalam penelitian oleh Siregar dan Djajanegara (1972) dihasilkan Kandungan protein kasar dan serat kasar pada berbagai taraf pemotongan dilaporkan oleh adalah, 13,8% dan 29,69% pada pemotongan 20 hari, 8,86% dan 30,63% pada pemotongan 30 hari, 6,24 dan 33,27 pada pemotongan 45 hari serta 5,90 dan 34,1 pada pemotongan 60 hari. Hasil tersebut menunjukkan bahwa protein kasar pada Brachiaria akan cenderung menurun dan serat kasar akan meningkat sesuai dengan bertambahnya umur potong rumput (http://peternakan.litbang.deptan.go.id/). Dan dalam penelitian J. Sirait, N.D. Purwantari Dan K. Simanihuruk (2005), menyatakan bahwa perlakuan pemupukan dapat mempengaruhi tingkat protein (nutrisi) pada rumput, semakin tinggi pemupukan akan semakin tinggi juga nutrisi yang terkandang dalam rumput tersebut, dan dalam penelitian tersebut di simpulkan bahwa pemupukan yang tepat adalah dengan dosis 200 kg N/ha. 

Tabel Kandungan Nutrisi Rumput Signal
Nama
PK
SK
LK
BETN
Abu
Ca
P
Rumput Signal
8,3
38,3
1,2
41,6
10,6
0,40
0,13
Pemanenan atau Pemotongan rumput Brachiaria Decumbens
Rumput ini memiliki produktifitas hingga 100-200ton/Ha/tahun, angka ini masih jauh di bawah rumput gajah yang dapat mencapai 300-400 ton/ha/tahun. Namun karena jenis rumput ini adalah rumput penggembalaan bukan rumput potong (walaupun ada juga peternak yang menjadikan rumput ini rumput potong).
Pemotongan atau penggembalaan pertama dapat dilakukan setelah tanaman rumput bede berumur 2 bulan bila keadaan memungkinkan (cukup hujan) dengan tujuan untuk meratakan dan merangsang pertumbuhan akar tanaman. Pemotongan/penggembalaan berikutnya dilakukan setiap 5-6 minggu (40 hari) pada musim hujan, sedangkan musim kemarau diperpanjang sampai 8 minggu (60 hari). Tinggi potong rumput bede biasanya 5-15 cm dari permukaan tanah pada musim hujan, sedangkan pada musim kemarau biasanya lebih dari 15 cm dari permukaan tanah.

Itulah diskripsi singkat tentang rumput penggembalaan yaitu rumput Brachiaria Decumbens atau sering masyarakat menyebut rumput penggembala sapi ini dengan rumput BEDE. Untuk cara-cara budidaya, cara pemanenan atau pemotongan, perhitungan untuk kebutuhan rumput ini dengan jumlah ternak dan kebutuhan ternak serta kebutuhan lahan, bisa kita bahas lain kali ya.
Sekian terima kasih
Sumber:
Akk. 1983. Hijauan Makanan Ternak Potong, Kerja Dan Perah . Penerbit Kanisius.
Kismono, I. Dan S. Susetyo. 1977. Pengenalan Jenis Hijaun Tropika Penting. Produksi Hijauan Makanan Ternak Untuk Sapi Perah . Bplpp. Lembang, Bandung. 1977.
Siregar, M.E Dan A. Djajanegara. 1974. Pengaruh Tingkat Pemupukan Zwavelzuur Kalium (Zk) Terhadap Produksi Segar 5 Jenis Rumput. Buletin L.P.P. Bogor No 12, 1-8
Siregar, M.E. 1987. Produktivitas Dan Kemampuan Menahan Erosi Species Rumput Dan Leguminosa Terpilih Sebagai Pakan Ternak Yang Ditanam Pada Tampingan Teras Bangku Di Das Citanduy, Ciamis.


1 comment:

A call-to-action text Contact us