Brachiaria Sp.
Belajar soal
peternakan tak akan luput akan mempelajari pakan ternak, kali ini saya akan
membahas soal pakan hijauan ternak untuk ruminansia, terkhususnya ruminan
besar, sapi, kuda, dll. Bermula dengan rasa ingin tau soal peternakan yang menggunakan
sistem pemeliharaan “penggembalaan” saya sangat tertarik dengan managemen
pakannya. Dan setelah saya browsing kesana-kesini dapat jawaban bagaimana sih
peternakan sapi yang di gembalakan di kasih makan. Dan berikut contoh model
penggembalaan sapi perah di Swiss, yang ada di salah satu desa, untuk lebih
jauhnya kalian bisa lihat di video ini https://www.youtube.com/watch?v=Mr-4j1iNlSE . bang syarif ini adalah traveler yang kebetulan lagi
liburan, dan bang syarif ini buat vlog soal peternakan. Walaupun tidak membahas
rumput ternak, minimal kalian tahu lah bagaimana keadaan peternakan
penggembalaan sapi perah.
Tapi jangan iri dulu
sama negara tetangga, karena sebetulnya kita punya banyak ladang penggembalaan
yang keren-keren juga, beberapa ada di NTT, NTB, Sumbawa, Sulawesi tengah, dan
yang paling terkenal adalah padang penggembalaan Mengatas yang ada di Padang
dan dijuluki Newzealand nya Indonesia. Nih contohnya
Klo lebih lengkapnya sih kunjungi aja http://thenovelit.blogspot.com/2015/02/jeprat-jepret-2-padang-mengatas.html dan http://bptupadangmengatas.com/
Nah
sekarang kalo kalian pengen tau atau bahkan pengen punya ladang penggembalaan
untuk ternak kalian yang harus kalian tahu adalah jenis rumput apa yang cocok
di tanam di ladang penggembalaan ? sebelum kalian tahu tentang jenis-jenisnya
kalian juga harus tahu tentang syarat untuk menjadi rumput jenis penggembalaan
Syarat
atau ciri-ciri rumput yang cocok untuk ladang penggembalaan adalah
1. tahan terhadap injakan
2. memiliki akar yang kuat, sehingga saat di makan rumput
tidak akan tercabut
3. tahan terhadap tarikan dan koyakan dari sapi saat
memakannya
4. mudah berkembang biak dan juga responsif terhadap
pupuk
Itu adalah 4 syarat untuk menjadi rumput jenis
penggembalaan, dapat di lihat klo memang berbeda antara rumput gembala dengan
rumput yang untuk kita potong (rumput potong) dalam rumput potong kita tekankan
kecpatan tumbuhnya sehingga masa panen memendek, sedangkan di rumput gembala
lebih menekankan soal kekuatan karena ruput gembala akan sering di injak, di
buat lari-lari sama si sapi, bahkan sering sapi akan berbaring yang secara
otomatis rumput akan rusak, namun untuk rumput gembala ini di harapkan tangguh
menghadapi keadaan tersebut.
Setelah mempelajari syarat-syaratnya kita beranjak ke
jenis-jenisnya, terdapat banyak jenis rumput gembala yang ada dan sering di
tanam, bahkan ada peternak yang menggunakan Rumput Gajah mini sebagai rumput
gembalaannya, namun di indonesia rata-rata jenis rumput gembalanya adalah dari
genus Brachiaria Sp. Hal ini karena karakteristiknya memang pas dan cocok sekali
untuk iklim dan keadaan tanah di indonesia, seperti dipaparkan Balitbang Bogor
berikut, “Brachiaria adalah salah satu rumput unggul introduksi
yang telah beradaptasi dan dikenal oleh peternak di Indonesia. Rumput ini bisa tumbuh di
hampir sebagian besar Indonesia, karena sesuai dengan iklim di Indonesia yang tropis dan toleran terhadap
berbagai jenis tanah, termasuk tanah asam. Tumbuhnya semi tegak membentuk hamparan dengan ketinggian
sekitar 45 cm. Budidayanya bisa menggunakan biji atau pols, dan bisa dipanen pada umur 3-5 bulan setelah
biji disebar. Brachiaria mengandung nilai nutrisi yang baik, dicirikan dengan nilai palatabilitas dan
protein yang tinggi. Selain sebagai pakan ternak, rumput ini juga biasa dimanfaatkan sebagai tanaman penutup di
perkebunan atau untuk reklamasi dan konservasi pada lahan marjinal. (Balitnak Bogor)”
Rumput
Brachiaria adalah salah satu rumput
gembala yang memiliki produksi lebih
baik
jika dibandingkan dengan rumput lapangan,
memiliki nilai nutrisi yang tinggi, lebih
tahan pada musim kemarau dan cocok untuk
daerah tropis. Rumput ini berasal dari daerah
Afrika (Uganda, Kenya, Tanzania) menyebar
ke berbagai daerah termasuk ke daerah
Asia dan pasifik. Dan mulai di introduksikan
ke Indonesia tahun 1958 (SIREGAR
dan DJAJANEGARA, 1971) seiring dengan penelitian breeding dan penemuan ciltivar-cultivar baru rumput Brachiaria.
Jenis rumput Brachiaria sangatlah banyak karena di era
sekarang banyak sekali brachiaria yang di silangkan demi mendapatkan jenis baru
yang lebih unggul, untuk saat ini jenis brachiaria yang saya ketahua adalah Brachiaria
brizantha (A.Rich.) Stapf, Brachiaria
decumbens, Brachiaria humidicola, Brachiaria
ruziziensis, Brachiaria dictyoneura, Brachiaria
distachya. Dan di indonesia yang sering
di gunakan dalah Brachiaria decumbens karena memang tingginya protein yang ruput tersebut
punyai dan juga pertumbuhannya yang bagus di iklim indonesia.
Karena di artikel ini hanya akan saya bahas tentang
Brachiaria Sp secara umum, belum masuk ke dalam karakteristik, budidaya, dan
lain-lainnya, maka mungkin itu adalah informasi umum yang bisa saya sampaikan,
untuk kalian yang pengen tahu soal karakteristik dan cara budidayanya, jenis
jenis braciaria, kalian bisa tunggu postingan berikutnya hehehehe.
Dan sebagai referensi saja kalian bisa download PDF dari
Balitnak Bogor tentang karakteristik dan juga budayanya di sini http://balitnak.litbang.pertanian.go.id/index.php/publikasi/category/29-3?download=507%3A3&start=20 di situ dijelaskan kandungan nutrisi bahkan lama
penanaman dan produksi perhektare, untuk kalian masih bingung dengan
tabel-tabel di PDF tersebut, nanti akan saya bahas satu persatu karena tidak
saya masukan ke postingan ini, ya saya berniat untuk membuat banyak postingan
seperti ini hehehe
ternak jangkrik dan budidaya jangkrik
ReplyDelete