:::: MENU ::::
  • Berbagi Ilmu Peternakan

  • Peternak Muda

  • Bangga Menjadi Peternak

Wednesday 6 March 2019

Brachiaria Sp.
Belajar soal peternakan tak akan luput akan mempelajari pakan ternak, kali ini saya akan membahas soal pakan hijauan ternak untuk ruminansia, terkhususnya ruminan besar, sapi, kuda, dll. Bermula dengan rasa ingin tau soal peternakan yang menggunakan sistem pemeliharaan “penggembalaan” saya sangat tertarik dengan managemen pakannya. Dan setelah saya browsing kesana-kesini dapat jawaban bagaimana sih peternakan sapi yang di gembalakan di kasih makan. Dan berikut contoh model penggembalaan sapi perah di Swiss, yang ada di salah satu desa, untuk lebih jauhnya kalian bisa lihat di video ini https://www.youtube.com/watch?v=Mr-4j1iNlSE . bang syarif ini adalah traveler yang kebetulan lagi liburan, dan bang syarif ini buat vlog soal peternakan. Walaupun tidak membahas rumput ternak, minimal kalian tahu lah bagaimana keadaan peternakan penggembalaan sapi perah.
Tapi jangan iri dulu sama negara tetangga, karena sebetulnya kita punya banyak ladang penggembalaan yang keren-keren juga, beberapa ada di NTT, NTB, Sumbawa, Sulawesi tengah, dan yang paling terkenal adalah padang penggembalaan Mengatas yang ada di Padang dan dijuluki Newzealand nya Indonesia. Nih contohnya


            Nah sekarang kalo kalian pengen tau atau bahkan pengen punya ladang penggembalaan untuk ternak kalian yang harus kalian tahu adalah jenis rumput apa yang cocok di tanam di ladang penggembalaan ? sebelum kalian tahu tentang jenis-jenisnya kalian juga harus tahu tentang syarat untuk menjadi rumput jenis penggembalaan
            Syarat atau ciri-ciri rumput yang cocok untuk ladang penggembalaan adalah
1. tahan terhadap injakan
2. memiliki akar yang kuat, sehingga saat di makan rumput tidak akan tercabut
3. tahan terhadap tarikan dan koyakan dari sapi saat memakannya
4. mudah berkembang biak dan juga responsif terhadap pupuk
Itu adalah 4 syarat untuk menjadi rumput jenis penggembalaan, dapat di lihat klo memang berbeda antara rumput gembala dengan rumput yang untuk kita potong (rumput potong) dalam rumput potong kita tekankan kecpatan tumbuhnya sehingga masa panen memendek, sedangkan di rumput gembala lebih menekankan soal kekuatan karena ruput gembala akan sering di injak, di buat lari-lari sama si sapi, bahkan sering sapi akan berbaring yang secara otomatis rumput akan rusak, namun untuk rumput gembala ini di harapkan tangguh menghadapi keadaan tersebut.
Setelah mempelajari syarat-syaratnya kita beranjak ke jenis-jenisnya, terdapat banyak jenis rumput gembala yang ada dan sering di tanam, bahkan ada peternak yang menggunakan Rumput Gajah mini sebagai rumput gembalaannya, namun di indonesia rata-rata jenis rumput gembalanya adalah dari genus Brachiaria Sp. Hal ini karena karakteristiknya memang pas dan cocok sekali untuk iklim dan keadaan tanah di indonesia, seperti dipaparkan Balitbang Bogor berikut, “Brachiaria adalah salah satu rumput unggul introduksi yang telah beradaptasi dan dikenal oleh peternak di Indonesia. Rumput ini bisa tumbuh di hampir sebagian besar Indonesia, karena sesuai dengan iklim di Indonesia yang tropis dan toleran terhadap berbagai jenis tanah, termasuk tanah asam. Tumbuhnya semi tegak membentuk hamparan dengan ketinggian sekitar 45 cm. Budidayanya bisa menggunakan biji atau pols, dan bisa dipanen pada umur 3-5 bulan setelah biji disebar. Brachiaria mengandung nilai nutrisi yang baik, dicirikan dengan nilai palatabilitas dan protein yang tinggi. Selain sebagai pakan ternak, rumput ini juga biasa dimanfaatkan sebagai tanaman penutup di perkebunan atau untuk reklamasi dan konservasi pada lahan marjinal. (Balitnak Bogor)”
Rumput Brachiaria adalah salah satu rumput gembala yang memiliki produksi lebih
baik jika dibandingkan dengan rumput lapangan, memiliki nilai nutrisi yang tinggi, lebih tahan pada musim kemarau dan cocok untuk daerah tropis. Rumput ini berasal dari daerah Afrika (Uganda, Kenya, Tanzania) menyebar ke berbagai daerah termasuk ke daerah Asia dan pasifik. Dan mulai di introduksikan ke Indonesia tahun 1958 (SIREGAR dan DJAJANEGARA, 1971) seiring dengan penelitian breeding dan penemuan ciltivar-cultivar baru rumput Brachiaria.

Jenis rumput Brachiaria sangatlah banyak karena di era sekarang banyak sekali brachiaria yang di silangkan demi mendapatkan jenis baru yang lebih unggul, untuk saat ini jenis brachiaria yang saya ketahua adalah Brachiaria brizantha (A.Rich.) Stapf, Brachiaria decumbens, Brachiaria humidicola, Brachiaria ruziziensis, Brachiaria dictyoneura, Brachiaria distachya. Dan di indonesia yang sering di gunakan dalah Brachiaria decumbens karena memang tingginya protein yang ruput tersebut punyai dan juga pertumbuhannya yang bagus di iklim indonesia.

Karena di artikel ini hanya akan saya bahas tentang Brachiaria Sp secara umum, belum masuk ke dalam karakteristik, budidaya, dan lain-lainnya, maka mungkin itu adalah informasi umum yang bisa saya sampaikan, untuk kalian yang pengen tahu soal karakteristik dan cara budidayanya, jenis jenis braciaria, kalian bisa tunggu postingan berikutnya hehehehe.

Dan sebagai referensi saja kalian bisa download PDF dari Balitnak Bogor tentang karakteristik dan juga budayanya di sini http://balitnak.litbang.pertanian.go.id/index.php/publikasi/category/29-3?download=507%3A3&start=20 di situ dijelaskan kandungan nutrisi bahkan lama penanaman dan produksi perhektare, untuk kalian masih bingung dengan tabel-tabel di PDF tersebut, nanti akan saya bahas satu persatu karena tidak saya masukan ke postingan ini, ya saya berniat untuk membuat banyak postingan seperti ini hehehe

1 comment:

A call-to-action text Contact us